Penulis

Untuk Para Penulis atau yang Mau Jadi Penulis (1)

Sebenarnya saya jarang buka medsos, paling banter biasanya Facebook karena di sana bisa membuat tulisan agak panjang. Namun, terkadang algoritma aplikasi ini mengarahkan ke (aplikasi) Threads mengenai buku atau perbincangan seputar penerbitan. Mungkin, itu terjadi karena apa yang sering saya cari atau minati. Membuka Threads, sebenarnya jarang juga kecuali seperti tadi, ada “pengarahan” dari aplikasi […]

Untuk Para Penulis atau yang Mau Jadi Penulis (1) Read More »

Menjadi Editor Buku Itu

Jika ditanya bercita-cita menjadi seorang editor buku? Tidak juga. Keinginan yang pernah ada adalah menulis. Walaupun sampai saat ini belum juga berhasil merilis karya. Menyoal cita-cita, rasanya seiring berjalannya waktu “let’s it flow” saja hahaha. Tentunya tetap ingin mengalir yang terarah bukan asal mengalir. Sedari kecil sampai (setidaknya) awal mengenal dunia masuk kampus tak pernah

Menjadi Editor Buku Itu Read More »

Netral

Dulu, dengan polosnya saya pernah berpikir demikian. Penulis itu harus netral, tidak memihak, dan “objektif”. Begitu juga soal ilmu (pengetahuan) saya meyakininya dengan remang-remang dan agak ragu; Ilmu itu netral. Namun pada faktanya tidak begitu. Setiap penulis membawa ideologi yang tertanam dalam dirinya. Setiap penulis memiliki pandangan hidup di dalamnya. Demikian juga dengan ilmu, setiap

Netral Read More »

Penulis, Idealisme, dan Pusaran Kuasa

Layaknya para pejabat negara yang terbagi ke dalam arus pragmatis dan idealis, begitu juga para penulis. Kita ringkas saja begini, pragmatis bertujuan hanya mencari “dunia” semata, sementara idealis bertujuan untuk menyebarkan gagasan-gagasannya. Silakan perluas sendiri makna “dunia”. Jadi, sekarang kita sudah terbayang siapa itu penulis yang idealis. Kalau buzzer? Sebut saja kebalikannya. Memang amat disayangkan

Penulis, Idealisme, dan Pusaran Kuasa Read More »

Euforia Penulis

Buku pertama yang terbit adalah suatu kebanggan, apalagi jika secara kuantitas pemesanan begitu dahsyat. Euforia bagi penulisnya luar biasa. Namun sayangnya, euforia itu bisa melenakan. Soal keengganan meningkatkan kualitas misalnya. Karena puas akan jerih karya pertama, ia merasa biasa saja, lalu karya kedua muncul. Ternyata publik tak antusias seperti sebelumnya. Disitulah sebenarnya komitmennya diuji. Apakah

Euforia Penulis Read More »